- Berdalih Beli Susu Anak , ibu RT Nekat Promosikan Judol
- HUT ke - 75, Ditpolairut Polda Lampung Shalat istighotsah & Doa Bersama untuk Korban Bencana
- Kick-off HPN 2026 Berlangsung Meriah, Banten Siap Jadi Tuan Rumah Puncak Peringatan
- SPS Banten Gelar Temu Media Bahas Tata Kelola Aset Transparan dan Akuntabel
- Sambut HPN 2026, PWI dan Polri Kolaborasi Gelar Anugerah Jurnalistik untuk Pewarta
Pedagang Mengeluh Daya Beli Kurang
Serang – Para pedagang ayam potong di sejumlah pasar tradisional Kota Serang, Banten, mengeluh, menyusul berkurangnya pembeli mereka, karena masih tingginya harga ayam. Terutama di Pasar Induk Rau, rata-rata mereka terpaksa tetap mematok tarif 36 ribu hingga 38 ribu rupiah per kilogramnya. Harga ini sudah bertahan di pasaran selama satu bulan lebih.
Dadang, salah satu pedagang, mengakui rendahnya daya beli masyarakat. “Ya mau bagaimana lagi, tidak bisa berbuat banyak karena saya juga membeli ayam dari peternak dengan harga tinggi,” katanya, Rabu (20/1/2016).
Keluhan juga dilontarkan Fatimah, pembeli ayam. Ia bahkan menuntut pemerintah untuk menurunkan harga. “BBM kan sudah terlebih dahulu turun, seharusnya pemerintah bisa menurunkan harga-harga kebutuhan pokok seperti ini,” ujarnya.
Jika pedagang ayam potong mematok harga tertinggi 38 ribu untuk potongan ayam tanpa jeroan, maka pedagang ayam hidup menjualnya seharga 50 ribu untuk satu ekor ayam. Para pedagang ini juga menawarkan pemotongan pembersihan ayam secara gratis agar pembeli tidak terlalu repot lagi di rumah.
Harga ayam ini masih terpatok di pasar induk, sedangkan untuk ayam potong di pasar tradisional biasa, harganya relatif lebih mahal dibandingkan pasar induk. (Hen)
